Senin, 16 September 2013



ULAMA NUSANTARA BERKALIBER DUNIA NAMUN HIDUPNYA AMAT SEDERHANA

Hal yang sangat menarik dari sosok Syaikh Yasin al-Fadani adalah kesederhanaannya. Walaupun beliau seorang ulama besar namun beliau tidak segan-segan untuk keluar masuk pasar memikul dan menenteng sayur mayur untuk memenuhi kebutuhan sehari hari. Dengan memakai kaos oblong dan sarung, Syaikh Yasin juga sering nongkrong di warung teh sambil menghisap Shisah (rokok Arab). Tak ada seorang pun yang berani mencelanya karena ketinggian ilmu yang dimiliki Syaikh Yasin.

KH. Sukarnawadi Husnuddu’at mengatakan: “Syaikh Yasin orangnya santai, sederhana, tidak menampakkan diri, sering muncul menggunakan kaos biasa, sarung, dan sering nongkrong di “Gahwaji” untuk nyisyah (menghisap rokok Arab). Tak seorangpun yang berani mencela beliau karena kekayaan ilmu yang beliau miliki. Yang ingkar kepada beliau hanyalah orang-orang yang lebih mengutamakan tampang dzahir daripada yang bathin.”

Jika musim haji tiba Syaikh Yasin mengundang para ulama dari seantero dunia dan para pelajar untuk berkunjung ke rumahnya untuk berdiskusi dan tak sedikit dari para ulama yang meminta ijazah sanad hadits dari beliau. Namun walau musim haji telah lewat, rumah Syaikh Yasin tetap selalu ramai dikunjungi para ulama dan pelajar.

Meski dikenal sebagai seorang maha guru, Syaikh Yasin tetap bersikap tawadhu’ kepada siapa saja. Beliau tak segan untuk meminta ijazah dan ilmu dari para muridnya. Di setiap kunjungannya ke Indonesia, negeri asal nenek moyangnya, beliau mengunjungi beberapa pondok pesantren antara lain di Jakarta, Padang, Palembang, Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, NTB, Kalimantan, Ambon dan Manado. Setiap pesantren yang beliau kunjungi selalu dipenuhi oleh jamaah dari berbagai kalangan, ulama, santri maupun masyarakat awam.

Salah satu kejadian yang menarik sewaktu Syaikh Yasin berkunjung ke Indonesia adalah, banyak para ulama dari berbagai daerah di Indonesai berbondong-bondong menemui Syaikh Yasin untuk dianggap sebagai murid. Salah satu dari mereka adalah Mu’allim KH. Syafi’i Hadzami. KH. Syafi’i Hadzami datang menemui Syaikh Yasin untuk diangkat sebagai murid. Namun Syaikh Yasin menolaknya, bukan karena tidak suka atau ada hal lain, namun Syaikh Yasin menganggap bahwa dirinya tidak pantas menjadi guru dan beliau mengatakan bahwa dirinyalah yang pantas menjadi murid KH. Syafi’i Hadzami.

Syaikh yasin menilai bahwa kedalaman ilmu yang dimiliki KH. Syafi’i Hadzami tak diragukan lagi. KH. Syafi’i Hadzami begitu terkenal namanya di Mekkah sebagai sosok ulama Indonesia yang memiliki keluasan ilmu. Begitulah sosok Syaikh Yasin al-Faddani yang sangat menghargai para ahli ilmu.

• Karamah Syaikh Yasin Al-Faddani

Allah Swt. memang sangat mengasihi hambaNya yang shaleh dengan bentuk yang beragam. Ada yang diangkat derajatnya dengan diberikan ilmu agama yang mendalam dan ada pula yang diberikan kejadian yang luar biasa yang disebut dengan karamah. Syaikh Yasin dimuliakan Allah dengan kedua-duanya. Ini merupakan hasil istiqamah beliau dalam ilmu dan beramal. Ada beberapa kisah yang masyhur di kalangan pecinta beliau antara lain:

Pernah suatu ketika ada seorang tamu asal Syiria, Zakaria Thalib, mendatangi rumah Syaikh Yasin pada hari Jum’at. Ketika adzan Jum’at dikumandangkan, Syaikh Yasin masih saja di rumah. Akhirnya tamu tersebut keluar dan shalat di masjid terdekat.

Seusai shalat Jum’at, ia menemui seorang kawan dan ia pun bercerita pada temannya bahwa Syaikh Yasin tidak shalat Jum’at. Namun hal itu dibantah oleh temannya tersebut seraya berkata: “Kami sama-sama Syakh Yasin shalat di Nuzhah, yaitu di Masjid Syaikh Hasan al-Masysyath yang jaraknya jauh sekali dari rumah beliau.”

KH. M. Abrar Dahlan juga pernah bercerita: “Suatu hari Syaikh Yasin menyuruh saya membikin syai (teh) dan syisah (rokok Arab). Setelah saya bikinkan dan Syaikh Yasin mulai meminum teh, saya keluar menuju Masjidil Haram. Ketika kembali, saya melihat Syaikh Yasin baru pulang mengajar dari Masjidil Haram dengan membawa beberapa kitab. Saya menjadi heran, anehnya tadi di rumah menyuruh saya bikin teh, sekarang beliau baru pulang dari masjid.”

Kejadian yang lain dialami oleh salah seorang murid Syaikh Yasin, KH. Abdul Hamid dari Jakarta. Sewaktu beliau dihadapi kesulitan dalam mengajar ilmu fiqih “bab diyat”, sehingga pengajian terhenti karenanya, malam hari itu juga beliau mendapati sepucuk surat dari Syaikh Yasin. Begitu membuka isi surat tersebut ternyata isinya adalah jawaban dari kesulitan yang sedang dihadapinya. Ia pun merasa heran, dari mana Syaikh Yasin tahu, sedangkan ia sendiri tidak pernah menanyakan kepada siapapun tentang kesulitan ini.

Syaikh Mukhtaruddin Palembang juga bercerita: “Ketika Bapak Presiden Soeharto sedang sakit mata, beliau mengirim satu pesawat khusus untuk menjemput Syaikh Yasin. Akhirnya Pak Soeharto pun sembuh berkat doa beliau.”

• Kewafatan Syaikh Yasin Al-Fadani yang Indah

Setelah sekian lama membaktikan dirinya dalam pengembangan ilmu agama, Hadhratus Syaikh al-‘Allamah Abu al-Faidh Muhammad Yasin bin Muhammad Isa al-faddani al-Makki berpulang ke hadhiratNya pada hari Jum’at Shubuh tanggal 27 Dzul Hijjah tahun 1410 H/20 Juli 1990 M dalam usia 75 tahun.

Dalam waktu singkat berita kewafatannya menyebar luas. Orang-orang pun berdatangan berduyun-duyun untuk bertakziyah. Roman wajah beliau ketika wafat tampak berseri-seri dan tersenyum.

Setelah dishalati usai shalat Jum’at jasad beliau dimakamkan di pemakaman Ma’la. Dan kebesaran Allah ditampakkan oleh para hadirin yang hadir dalam prosesi penguburan jenazah ulama besar tersebut. Begitu jenazah dimasukkan ke liang lahat, bukan liang yang sempit dan lembab yang tampak tapi liang tersebut berubah menjadi lapangan yang luas membentang disertai dengan semerbak wewangian yang harum mewangi nan menyegarkan.

Beliau meninggalkan satu orang istri dengan empat orang putra yaitu Muhammad Nur ‘Arafah, Fahd, Ridha dan Nizar.

Setiap tanggal 28 Dzul Hijjah adalah haul al-Maghfrulah Syaikh Yasin bin Muhammad Isa al-Faddani, tepatnya di masjid Jami’ al-Amjad Jalan Prapanca Buntu. Acara ini biasanya dipimpin oleh khalifah Syaikh Yasin yaitu al-Habib Hamid bin Alwi al-Kaff dan Syaikh Muhammad Husni Thamrin al-Banjari.


Manaqib atau biografi lengkap Syaikh Yasin al-Faddani silakan baca di sini:
http://www.muslimedianews.com/2013/09/manaqib-syaikh-yasin-bin-isa-al-faddani_4417.html
http://pustakamuhibbin.blogspot.com/2013/09/manaqib-syaikh-yasin-bin-isa-al-faddani_4973.html

Koleksi foto Syaikh Yasin Al-Faddani bisa dilihat di sini:
https://www.facebook.com/syaroni.assamfury/media_set?set=a.400465050004410.108507.100001227542013&type=1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar